|
Bapak |
|
Pantai Panjang yang lebar [?] |
Bengkulu.
Yang terlintas jika nama kota ini disebutkan adalah gempa. Saya ingat, dulu saat hendak ke Sumatera Utara dengan menggunakan mobil pribadi bersama keluarga besar, kami sempat singgah di kota ini untuk istirahat karena hari sudah malam.Saya yang waktu itu masih usia sekolah dasar merasa kurang nyaman berlama-lama di kota ini, karena musibah gempa yang pernah terjadi.
Selang beberapa tahun kemudian, ternyata Bengkulu menjadi bagian dari kehidupan kami sekeluarga. Adikku melanjutkan studi universitasnya di kota ini. Memang ya, hal yang enggak terlintas dibenak bisa jadi akan terjadi di kehidupan kita nantinya.
Kesimpulannya, keberadaan Yustin di Bengkulu memberikan pemandangan baru buatku. Dia cukup baik meng-
explore sudut-sudut kota ini dan membagikannya di instagram. Keinginan untuk bisa berkunjung ke Bengkulu pun mulai ada.
Ternyata harus menunggu aku punya gelar sarjana dulu untuk menyambangi kota pesisir ini. Beberapa hari setelah wisuda, saya dan bapak pergi mengantar Yustin kembali ke perantauannya.
|
With ma boys
|
|
Photoboth batu karang |
Cuma tiga hari dua malam di sana. Ternyata Bengkulu merupakan sebuah kota yang......... nyaman.
Unik sih tepatnya. Kota yang letaknya di pesisir. Saat pantai menjadi target liburan, sebaliknya pantai menjadi hal yang biasa di sini. Jalan protokol bersebelahan dengan garis pantainya. Jalan-jalan sore bisa berubah menjadi mantai-mantai sore.
Fort Marlborough, destinasi ikonik Kota Bengkulu, letaknya ternyata sangat teramat mudah dijangkau dan masih berada di dalam kota Bengkulu. Saya sendiri baru tau kalau benteng ini berada dekat dengan pantai, salah satunya Pantai Paderi.
Wah, kalau saya tinggal di Bengkulu agaknya betah deh. Sudut-sudut kotanya
vintage dan lucu untuk di-
explore.
Sayangnya, gak ada Mama dan Caeci waktu itu. Seharusnya mereka bisa juga melihat keunikan kota ini. Merasakan udara Bengkulu yang ternyata enggak panas banget.. Yaiyalah gak panas,
wong kelilingnya di mobil terus. hehehe
Bukan cuma lihat-lihat kota Bengkulu, kami juga menyempatkan diri untuk melihat sebuah kota kecil yang letaknya di dataran tinggi, kota Curup. Kurang ingat jarak tempuhnya berapa jam, yang pasti perjalanan ke Curup tidak lama dan cukup untuk ngobrol-ngobrol hangat di mobil.
|
Tembok-tembok Benteng Fort Marlborough |
|
The Simamora |
|
The Yard |
|
Fort Marlborough di lihat dari atas |
|
Mengintip pintu-pintu Fort Marlborough |
|
Di atas Fort Marlborough |
|
Mirror Spion selfie |
|
Candid |
|
Photoboth Sendal di Pantai Panjang |
|
Pantai Paderi dan hamparan "hati" |
|
Me with Papa |
|
Someplace at Curup, tepatnya di samping sebuah rumah kecil |
|
Oleh-oleh di Curup |
|
Deretan kios oleh-oleh |
|
Take a close look to the snacks |
|
Kantor Bupati something |
Komentar
Posting Komentar