Buku Favorit

Ketika itu aku masih remaja dan cukup  memiliki minat baca, tumpukan buku milik Papa menarik perhatianku. Sebuah buku bersampul hijau bergambar karikatur seorang kakek tua dengan rokok masih menyala di tangannya, aku bisa mengenal bahkan menyayangi sesosok manusia melalui buku ini.

Tidak ingat secara pasti apa judul buku itu, bahkan Google pun tidak mencatatnya. Mungkin Ladang Hidup Bakti, atau semacamnya, adalah biografi seorang Pastor misionaris yang berkarya di Bumi Lampung. Karena aku begitu menyukai buku ini dan sering membacanya, fisik buku ini pun semakin buruk, banyak halaman yang terlepas, dan kemudian terabaikan seiring aku meninggalkan rumah untuk merantau. Biografi ini ditulis oleh sahabat dan umat di Lampung dalam rangka ulang tahun imamatnya, lupa apakah itu yang ke 50 atau 75 tahun.

Namanya Pastor Ferdinando Pecoraro,  MEP. Ia dan tiga rekannya datang dari Prancis untuk berkarya di Indonesia. Tahun ketika aku membaca buku itu, sang Pastor sudah kembali ke rumah Bapa di surga, tapi kesan dan kebaikannya tersampaikan dengan baik di biografi ini. Aku bisa membayangkan dengan jelas cara sang Romo berkeliling rumah umat menggunakan vespa dan sendal jepitnya. Tidak lupa rokok yang menemani jari tuanya. Pastor Peco, begitu umat memanggilnya, juga dikenal sebagai sosok yang kadang ngeyelan namun juga sangat rendah hati dan membumi.

Diantara mereka berempat, Pastor Peco adalah yang tersepuh yang menjalani misi pastoral di Indonesia. Ia juga pernah mengimpikan berkarya di Tibet dan baru tercapai lama sekali sejak ia memiliki keinginan itu.

Ah, banyak sekali kesan unik dari Pastor Peco, namun aku takut salah mendeskripsikannya karena sudah lama tidak membaca biografinya.

Buku ini beredar terbatas hanya di kalangan umat Keuskupan Tanjung Karang. Nanti ketika aku pulang, aku akan coba cari dan membaca ulang buku itu.


#30DaysWritingChallenge #Day13
Clue: Favorite Book




Komentar