Cinta Pertama Leona Jp

Bukan “cinta pertama” yang sebenarnya, mungkin lebih tepat disebut sebagai cinta monyet...... yang bertepuk sebelah tangan.

Entah kenapa, seorang anak perempuan yang baru punya seragam merah putih bisa dengan mudah menyukai anak laki-laki hanya karena dia terlihat menggemaskan di antara penuhnya mobil angkutan pedesaan. I mean, ada apa dengan hari itu? Kenapa perasaan konyol bisa muncul saat itu. Di luar kesadaran.

Barulah ketika memasuki masa putih abu, dia sadar bahwa Anak Laki-Laki Yang Dilihatnya Di Angkutan Pedesaan Sepuluh Tahun Silam sedikit banyak sudah mempengaruhi suasana hatinya. Di masa itu dia cukup berani berbagi cerita ke teman-teman terdekatnya soal apa yang dia rahasiakan selama masa sekolahnya.

Dia bisa salah tingkah ketika harus duduk sebangku karena absensi mereka bersanding saat try out ujian nasional sekolah dasar. Dia juga tidak habis pikir, bagaimana bisa di antara puluhan kado yang diacak saat gift-exchange pelajaran agama, kado dari anak laki-laki ini bisa dia yang dapatkan. Atau, ketika disatukan di kelas yang sama setelah empat tahun “terpisah” saja dia bisa bahagia. Hhh, memang anak perempuan ini begitu menyukai Anak Laki-Laki Yang Dilihatnya Di Angkutan Pedesaan Sebelas Tahun Silam.

Tapi sayangnya, dia bukan tipikal perempuan populer yang mencuri perhatian, apalagi perhatiannya kan? Perempuan ini mungkin terlahir dengan porsi logika yang mendominasi, hingga pada akhirnya menjelang berakhirnya masa sekolah ia memutuskan menyudahi ini. Dengan tekad dan persiapan yang baik, Anak Laki-Laki Yang Dilihatnya Di Angkutan Pedesaan Dua Belas Tahun Silam harus tau kalau temannya ini pernah mengistimewakannya. Perkara akan bagaimana, perempuan ini cuma ingin satu hal, berteman sewajarnya teman masa kecil yang sama-sama tumbuh dewasa. 

Sewindu berlalu, apa kabar?


#30DaysWritingChallenge Day 19
Clue: My First love

Komentar