Ketika Aku Menulis...

Faktanya adalah aku sudah menulis sejak masih kecil. Ada beberapa buku agenda yang "mendengarkan" isi hatiku. Kebiasaan menulis juga aku teruskan ketika kuliah. Sayangnya, hal yang sering aku tulis adalah tentang kesedihan dan rasa kecewa.

Barulah di tahun 2012 aku membuat blog perdanaku. Yang tadinya aku hanya mendengarkan diri sendiri, melalui blog aku mulai belajar berbagi. Sedapat mungkin apa yang ada di sana bisa layak untuk dibaca oleh orang lain.

Sampai di tantangan hari ke-22 ini banyak kekhawatiran yang terlintas soal menulis.

Kenapa yah gaya bahasa yang aku pake nggak pernah konsisten? Kadang formal, kadang santai, kadang kombinasi keduanya. Aku jadi enggak punya ciri khas.

Sudut pandang apa ya yang mau aku bawa? Aku tuh enggak mau tulisanku “kosong”. Setidaknya walaupun singkat aku ingin tulisan ini punya kesan yang kuat.

Yang baca tulisan aku siapa ya? Relate gak sih dengan mereka?

Tapi aku tetep menulis dan mencoba menyelesaikan semua tantangannya walaupun pada kenyataannya ada dua topik yang sengaja aku abaikan.

Sepanjang perjalanan tantangan 30 hari ini, aku sering dikejutkan dengan apa yang aku tuangkan dalam tulisan. Wah, bisa-bisanya aku punya pikiran begini di tulisan Way to Win My Heart ataupun tulisan Bahagia itu Memakai Kata "Jika"! Aku seperti menemukan diri sendiri dan memahami isi kepalaku layaknya relaksasi sekaligus mengabadikan aku di hari ini. 

 

#30DaysWritingChallenge #Day30 #Day22

Clue: Write about what do you feel when you write 

 


 

Komentar